News Pasangkayu– Sebuah video yang menampilkan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pasangkayu, Hariman Ibrahim, mendadak menjadi viral di media sosial. Dalam video tersebut, pria yang juga politisi Partai NasDem ini tampak gagap saat membacakan teks Pembukaan UUD 1945 pada upacara Hari Kesaktian Pancasila, Rabu 1 Oktober 2025.
Momen yang sejatinya penuh khidmat itu berubah menjadi sorotan publik. Banyak warganet mempertanyakan kemampuan seorang wakil rakyat yang tidak fasih dalam membaca teks dasar negara.
Gagap Membaca di Momen Sakral
Pada upacara yang digelar di Kabupaten Pasangkayu, Hariman kebagian tugas membacakan Pembukaan UUD 1945. Namun, saat dirinya berdiri di mimbar, suasana hening berubah tegang.
Dalam tayangan video berdurasi sekitar dua menit, Hariman tampak terbata-bata, bahkan seperti mengeja kata demi kata. Kalimat demi kalimat harus dibisikkan oleh seorang staf atau ajudan yang berdiri di sampingnya.
“Viral video Wakil Ketua DPRD Pasangkayu, Hariman Ibrahim, menjadi sorotan karena kesulitan membaca UUD 1945 saat Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila,” tulis akun @teropongmakassar yang pertama kali mengunggah potongan video tersebut.
Fenomena ini sontak memicu beragam komentar. Ada yang mengkritik keras, namun tidak sedikit pula yang mencoba memaklumi dengan melihat latar belakang kehidupan Hariman sebelum terjun ke dunia politik.
Dari Nelayan ke Kursi DPRD
Siapa sebenarnya sosok Hariman Ibrahim?
Hariman bukanlah politisi yang lahir dari lingkaran elit. Ia adalah seorang nelayan tulen dari Pasangkayu, Sulawesi Barat. Lahir pada 15 Mei 1968 dari pasangan Ibrahim dan Salma, ia merupakan anak keempat dari sepuluh bersaudara.
Sejak kecil, Hariman telah ditempa kehidupan keras pesisir. Masa SD ia habiskan di SD Negeri 1 Pasangkayu hingga lulus tahun 1981, kemudian melanjutkan ke SMP Pasangkayu dan menamatkannya pada 1984. Selepas itu, ia hijrah ke Palu untuk menuntut ilmu di SMA Negeri 1 Palu, lulus pada 1987.
Meski mengantongi pendidikan formal hingga SMA, lautlah yang menjadi sekolah sejati bagi Hariman. Sejak remaja, ia telah akrab dengan ombak, menantang gelombang demi membantu ekonomi keluarga. Dari situlah ia kemudian dikenal sebagai nelayan sukses di kampung halamannya.

Baca Juga: Gubernur Sulbar Lantik 39 PPPK Fokus Perkuat Sektor Pendidikan dan Kesehatan
Terjun ke Politik dan Duduki Kursi Wakil Ketua DPRD
Langkah Hariman ke dunia politik sebenarnya tidak pernah direncanakan jauh hari. Dorongan datang dari keluarga dan orang-orang terdekat yang melihat sosoknya dianggap peduli dengan masyarakat kecil.
Pada Pemilu 2024, Hariman maju bersama Partai NasDem dan berhasil meraih 1.736 suara—angka yang cukup besar untuk seorang pendatang baru di dunia politik Pasangkayu. Tak lama setelah resmi dilantik, ia mendapat kepercayaan sebagai Wakil Ketua DPRD Pasangkayu periode 2024–2029.
Publik Menyoroti Kapasitas Wakil Rakyat
Namun, insiden gagap membaca UUD 1945 membuat kapasitas Hariman sebagai wakil rakyat kembali dipertanyakan. Sejumlah komentar warganet menilai kejadian itu mencoreng wibawa lembaga DPRD.
“Bagaimana bisa seorang wakil rakyat yang tugasnya membuat aturan malah tidak fasih membaca UUD 1945?” tulis seorang pengguna Facebook.
Meski demikian, ada pula warga Pasangkayu yang membela. Mereka menilai kemampuan retorika tidak bisa dijadikan tolok ukur tunggal. “Pak Hariman itu memang bukan orang akademik, tapi hatinya untuk rakyat kecil. Jangan hanya karena gagap membaca lalu semua jasanya diabaikan,” kata seorang warga di kolom komentar.








